Senin, 29 Oktober 2018

Mengenal NOVOTEST T-U2 UCI Hardness Tester Portable

NOVOTEST T-U2 UCI Hardness Tester Portable adalah sebuah alat pengukur kekerasan portable yang dapat digunakan untuk mengukur kekerasan logam dengan 4 parameter / satuan pengukuran berbeda dalam satu alat yaitu Rockwell (HRC), Brinell (HB), dan Vickers (HV).
Alat ini dapat digunakan untuk menguji tingkat kekerasan pada berbagai jenis logam dan perpaduannya seperti logam non-ferrous maupun ferrous bahkan logam perpaduan antara besi dengan jenis logam lainnya.
NOVOTEST T-U2 menggunakan skala kekuatan tarik (Rm) untuk menentukan kekuatan tarik dari produk perlitik baja karbon dengan perhitungan otomatis dari Brinell skala kekerasan(HB). Ultrasonic hardness tester T-U2 ini mengimplementasikan metode kontak impedansi ultrasonik (UCI). Metode pengukuran kekerasan UCI ini sesuai dengan standar internasional ASTM A1038.
Probe Ultrasonik kontak impedansi (UCI) bertujuan untuk digunakan dalam pengukuran kekerasan dalam kasus pengujian dengan ketebalan minimal (dari 1 mm), benda-benda dari bentuk permukaan yang kompleks, dan untuk mengukur kekerasan permukaan lapisan yang sudah dipadatkan.

Keunggulan UCI Hardness Tester Portable NOVOTEST T-U2

  • Kemampuan mengukur nilai kekerasan produk dengan bobot dan ketebalan dari 1 mm (benda kecil, struktur berdinding tipis, pipa, tangki, baja lembaran, produk bentuk kompleks, kontrol kekerasan pelapis logam, dll).
  • Tanda kecil pada permukaan produk yang diuji (pengguna dapat menguji permukaan cermin, leher poros, pisau, gigi gigi, dll).
  • Pengujian Kekerasan pada permukaan lapisan yang dipadatkan.
  • Tampilan grafis besar dengan lampu latar yang cerah.
  • Dapat meengontrol tingkat pengisian dari baterai.
  • Suhu operasi sampai dengan -20 ° C tahan beku.
  • Perangkat memiliki memori internal dan memungkinkan pengguna untuk terhubung dengan PC.
  • Baru, menu yang intuitif dengan tips pada tombol.

Spesifikasi Teknis UCI Hardness Tester Portable NOVOTEST T-U2

Rentang Pengukuran
Rockwell, HRC: 20 – 70
Brinell, HB: 90 – 450
Vickers, HV: 230 – 940
Akurasi PengukuranHV+ / – 3%;
: HRC+ / – 1,5%;
HB+ / – 3%;
 Standards: ASTM A1038, ASTM E140
  Materials: UCI probe – pre-calibrated for steel.
Additional custom scales and materials for calibration.
 Suhu operasional : -20° C sampai 40° C
 Dimensi alat : 122*65*23 mm
 Sumber daya : Dua buah baterai AA
 Daya tahan baterai : Tidak kurang dari 20 jam

Universal Digital Hardness Tester Novotest TB-BRV-D, salah satu alat yang bisa menguji kekerasaan dengan semua metode

Digital Universal Hardness Tester dengan layar sentuh adalah peralatan pengujian kekerasan multi-fungsi berteknologi tinggi, dan multi-fungsi, dengan layar LCD digital.
Penguji kekerasan ini menggunakan beban uji multi-tahap dan berbagai jenis indentor untuk mengukur dan menentukan nilai kekerasan produk tes oleh skala Brinell, Rockwell dan Vickers. Perangkat ini dapat digunakan untuk pengujian kekerasan baik logam besi dan logam non-ferrous, baja permukaan yang dikeraskan, baja yang dikeraskan, baja paduan, berbagai QT dan baja anil, lembaran baja yang dikeraskan, juga cocok untuk logam lunak, logam perlakuan permukaan dan pengolahan kimia logam. Mikroskop dibangun. Hardness tester memberikan sensitivitas dan akurasi tingkat beban yang tinggi, dan akurasi tinggi dari nilai pengukuran.

 kelebihan dari Universal Digital Hardness Tester antara lain:
  1. Layar sentuh.
  2.  Operasi dan pengujian secara otomatis.
  3. Hardness tester TB-BRV-D adalah salah satu perangkat yang paling mudah dalam operasi dan servis, tetapi pada saat yang sama merupakan instrumen universal dan multi-fungsi di kelasnya. Pengguna dapat mengukur kekerasan dalam berbagai skala dan tidak memiliki masalah dengan pengukuran kekerasan dalam berbagai macam - dari bahan yang sangat lembut hingga beberapa bahan yang paling sulit.
  4.   Hardness tester disediakan dengan meja khusus yang memungkinkan pengguna untuk mengukur diameter cetakan tanpa mengeluarkan sampel dari perangkat. Tester kekerasan memiliki kedudukan khusus untuk mikroskop, yang secara signifikan menyederhanakan pengoperasian perangkat.
  5. Selain platform pengujian menyerahkan manual, itu benar-benar mencapai operasi otomatis, termasuk pemuatan, pembongkaran, nilai kekerasan langsung menampilkan dll
  6. Perangkat ini memungkinkan pengguna untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan penguji kekerasan portabel. Dengan menggunakan perangkat ini, pengguna dapat memverifikasi blok uji kekerasan standar dan mengkalibrasi penguji kekerasan portabel menurut salah satu skala kekerasan yang paling populer.

Minggu, 28 Oktober 2018

Manfaat dan Jenis-Jenis hardness tester



Uji kekerasan atau hardness test merupakan salah satu cara untuk mengetahui kekuatan atau ketahanan suatu (bahan) material. Sedangkan kekerasan itu sendiri (hardness) ialah salah satu sifat mekanik dari suatu material selain sifat fisik dan teknologik yang dimilikinya.
Jenis-jenis Hardness Test
Portable Hardness Tester
 Biasanya sistem kerja portable hardness tester menggunakan gelomba ultrasonic melalui bagian nozzle untuk menganalisa kekerasan material. Sedangkan hardness tester jenis ini sangat mudah dibawa kemana saja dan biasanya digunakan untuk pengujian lapangan
Cara menggunakan Portable Hardness Tester
Tekan tombol power untuk menyalakan. Kemudian, tempelkan bagian nozzle pada permukaan material yang diuji, nantinya akan langsung terlihat nilai kekerasannya pada layar display portable hardness tester. Probe pada bagian nozzle menggunakan ring yang berbeda sesuai dengan tingkat kekasaran permukaan material.
Agar anda mendapat kan hasil pemgukuran yang maksimal maka anda harus memiliki jenis hardness tester yang sesuai dengan bentuk material dan lokasi pengujiannya.
Manfaat dari hardness tester itu sendiri sudah jelas untuk menganalisa dan mengukur nilai kekerasan pada suatu material secara akurat. hardness tester memiliki sistem kerja berupa analog atau manual dan digital.
Sedangkan untuk jenis hardness tester itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu portable hardness tester dan Bench hardness tester.
masing-masing kertas tester memiliki fungsi kerja yang berbeda-beda sesuai dengan metode yang digunakan kekerasan yaitu panel likers rockwell, brinell, vickers dan microhardness

Rabu, 24 Oktober 2018

Pengujian Dengan Metode Brinell


Pengujian Brinell
        Metoda uji kekerasan yang di ajukan oleh J.A Brinell pada tahun 1900an ini merupakan uji kekerasan lekukan yang pertamakali banyak digunakan dan di susun pembakuannya (dieter, 1987). Uji kekerasan ini berupa pembentukan lekukan pada permukaan logam menggunakan indentor. Indentor untuk brinell berbentuk bola dengan diameter 10mm, diameter 5mm, diameter 2,5mm, dan diameter 1mm, itu semua adalah diameter bola standar internasional.
Bola brinell yang standar internasional tersebut ada 2 bahan pembuatannya. Ada yang terbuat dari baja yang di keraskan/dilapis chrom, dan ada juga yang terbuat dari tungsten carbide. Tungsten carbide lebih keras dari baja, jadi tungsten carbide biasanya dipakai untuk pengujian benda yang keras yang dikhawatirkan akan merusak bola baja. Namun untuk pengujian bahan yang tingkat kekerasannya belum diketahui, alangkah baiknya jika kita mengujinya terlebih dahulu menggunakan metoda rockwell c, dengan menggunakan indentor kerucut intan, untuk menghindari rusaknya indentor. Seperti yang kita ketahui bahwa intan adalah logam yang paling keras saat ini, jadi intan tidak akan rusak jika di indentasikan ke material yang keras.pengujian ini disebut uji kekerasan menggunakan mesin uji hardness tester .
        Untuk bahan/ material pengujian brinel harus disiapkan terlebih dahulu. Material harus bersih dan diusahakan halus (minimal N6 atau digerinda). Harus rata dan tegak lurus, bersih dari debu, karat, dan terak.
Cara/metoda pengujian Brinell

  1.  persiapkan alat dan bahan pengujian :
  2.  mesin uji kekerasan Brinell (Brinell Hardness Test)
  3.  indentor bola (bola baja atau bola carbide)
  4.  benda uji yang sudah di gerinda amplas halus
  5.   .stop watch f. mikroskop pengukur
       indentor di tekankan ke benda uji/material dengan gaya tertentu. (untuk base ferro biasanya              menggunakan 3000 kgf)
      tunggu hingga 10 – 30 detik (biasanya 20 detik)
      . bebaskan gaya dan lepaskan indentor dari benda uji
      ukur diameter lekukan yang terjadi menggunakan mikroskop pengukur. (ukur beberapa kali di    beberapa tempat dan posisi dan ambil nilai pengukuran yang paling besar)
        

Dimana : BHN = Brinell Hardness Number
              P = Beban yang diberikan (kgf)
              D = Diameter indentor (mm)
              d = Diameter lekukan rata-rata hasil indentasi
rumus untuk mencari beban yang sesuai



Dimana: P = Beban yang diberikan
                   C = Konstanta bahan yang akan di uji ( jika bahannya base ferro maka konstantanya 30)
                   D = Diameter indentor
Kelebihan metoda Brinell :
 Sangat dianjurkan untuk material-material atau bahan-bahan uji yang bersifat heterogen
Kekurangan metoda Brinell :
      Butuh ketelitian saat mengukur diameter lekukan hasil indentasi
        Lama, sekali pengujian bisa menyita waktu hingga 5 menit, belum termasuk persiapan dan perhitungannya 

Pengujian Kekerasan Bahan Dengan Metode Rockwell

Pengujian Kekerasan Bahan dengan Metode Rockwell
hardness tester Rockwell merupakan salah satu pengujian kekerasan bahan yang banyak digunakan, hal ini dikarenakan pengujian kekerasan Rockwell yang : sederhana, cepat, tidak memerlukan mikroskop untuk mengukur jejak, dan relatif tidak merusak.
Pengujian kekerasan Rockwell dilaksanakan dengan cara menekan permukaan spesimen (benda uji) dengan suatu indentor. Penekanan indentor ke dalam benda uji dilakukan dengan menerapkan beban pendahuluan (beban minor), kemudian ditambah dengan beban utama (beban mayor), lalu beban utama dilepaskan sedangkan beban minor masih dipertahankan.


Besarnya beban minor ini adalah 10 kgf sedangkan besarnya beban utama biasanya adalah 50 kgf, 90 kgf, atau 140 kgf.
Penerapan beban minor pada hakekatnya dimaksudkan untuk membantu mendudukan indentor di dalam benda uji (spesimen) dan menghilangkan pengaruh dari penyimpangan permukaan sehingga menciptakan permukaan spesimen yang siap untuk menerima beban utama. Dengan demikian permukaan benda uji tidak perlu dibuat dengan sehalus dan selicin mungkin.

Indentor    

Ada dua jenis indentor yang digunakan pada pengujian kekerasan Rockwell, yaitu intan berbentuk kerucut yang memiliki sudut puncak 120° di mana bagian ujungnya sedikit dibulatkan dengan jari-jari 0,2 mm dan indentor bola yang terbuat dari baja yang dikeraskan atau dari tungsten karbida yang memiliki diameter 1/16", 1/8", 1/4", dan diameter 1/2". Indentor kerucut intan sering disebut juga sebagai 'Brale'.


Indentor kerucut intan pada umumnya digunakan untuk menguji material-material yang keras. Sementara indentor bola baja sering digunakan untuk menguji kekerasan material-material yang lebih lunak.

Skala kekerasan Rockwell   

Pada pengujian kekerasan material dengan metode Rockwell dikenal ada beberapa skala, misalnya skala B yang biasanya diaplikasikan pada material yang lunak, seperti paduan-paduan tembaga, paduan aluminium dan baja lunak, dengan menggunakan indentor bola baja berdiameter 1/16" dan beban total sebesar 100 kgf.
Sedangkan skala C diaplikasikan untuk material-material yang lebih keras, seperti besi tuang, dan banyak paduan-paduan baja yang memakai kerucut intan sebagai indentornya dengan beban total sampai 150 kgf.
Selain skala B dan skala C yang sering disebut sebagai skala umum, ada beberapa skala lainnya seperti skala A, D, E, F, G dan lain-lain.

Cara Menggunakan Vickers Hardness Tester



Dalam menentukan kualitas dan ketahanan suatu material maka harus dilakukan berbagai macam pengujian, salah satunya adalah uji kekerasan atau hardness test.  Dari beberapa jenis pengujian kekerasan, ada satu metode yang dilakukan untuk menguji kekerasan material yang tipis dan kecil yaitu metode uji kekerasan Vickers menggunakan mesin pengujian yang disebut vicker hardness tester.
Cara Menggunakan Vickers Hardness Tester
Sebenarnya, prinsip dasar dalam melakukan pengujian ini sangat simple yaitu bola indentor yang berbentuk prisma dipasang pada bagian tengah hardness tester. Kemudian dilakukan penekanan pada material yang diuji lalu menganalisa bagian permukaan material yang mengalami indentansi setelah mendapat tekanan yang besar gayanya sudah ditentukan sebelumnya.
Berikut ini langkah-langkah pemakaian Vickers Hardness Tester :
Tahap pertama yaitu memasang indentor yang berbentuk prisma atau pyramid pada knok mesin Vickers hardness tester. Setelah itu, tempatkan material uji pada bagian plate kemudian putar mikroskop dan arahkan lensanya ke material yang diuji.
Selanjutnya, ketinggian plat atau meja uji pada Vickers hardness tester diatur dan disesuaikan tingkat fokus pada mikroskop yang mengarah pada material yang diuji. Pengaturan ini bisa Anda lihat di layar monitor display sambil menaik turunkan meja pengujiannya kemudia atur gaya penekanan yang akan diberikan pada hardness tester.
Tekan tombol start dan mesin hardness tester mulai berjalan. Indentor prisma atau pyramid turun perlahan lalu memberikan penekanan hingga batas gaya yang sudah diatur sebelumnya. Setelah mencapai batas maksimal penekanan maka mesin akan berhenti.
Kemudian arahkan mikroskop pada bagian material yang tadi diberikan penekanan. Perbesar layar monitori untuk melihat lebih jelas dengan menekan tombol pembesar pada mesin vicker hardness tester.
Hasil pengujian menggunakan Vicker Hardness Tester akan dihitung menggunakan software yang sudah terintegrasi di dalamnya. Supaya lebih jelas memahami cara pemakaian Vickers hardness tester,

Selasa, 23 Oktober 2018

Mengenal Lebih Dekat Dengan Logam


Logam dan metal suatu unsur atau senyawa yang tidak bisa tembus cahaya, dan dapat mengalirkan listrik dengan baik dan bentuknya keras. Selain itu , logam memiliki sifat yang kuat, sehingga bisa merubah bentuk macan tanpa mengalami kerusakan atau hancur.
Menurut garis besar, logam di ciptakan untuk menempatkan unsur yang beratnya  melebihi helium. Logam saat ini sudah digunakan untuk kombinasi benda-benda yang ada di sekitar, contoh : mainan, computer, dan mesin pabrik biasanya mengandung logam di dalamnya.
Sifat logam
  penghantar panas yang baik;
  penghantar listrik yang baik;
  permukaan logam mengkilap;
  dapat ditempa menjadi lempeng tipis;
ini beberapa sifat logam dari garis besar:
kuat di tempa dan bisa merenggang
  logam memiliki lapisan dan susunan atom yang berbeda-beda. Jika logam tersebut semakin mudah di renggangkan dan juga di tempa maka itu susunan atomnya semakin simetris.
Daya tahan yang kuat
 Mencampur logam  dengan logam lainya itu bisa menambah kekuatan logam tersebut. Dan tidak hanya dengan mencampur kan dengan logam lainnya saja logam bisa dicampurkan dengan unsur nonlogam  atau di sebut aliase. Biasanya kontruksi bangunan, jembatan dan juga pada industri otomotif menggunakan material aliase.
Konduktor yang bagus
  Logam juga kerap kali digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kabel listrik. Hal ini dikarenakan logam memiliki sifat melepaskan electron sehingga mampu mengalirkan listrik dengan mudah. Inilah alasannya kenapa logam disebut sebagai konduktor yang sangat baik.
Dapat Menghantarkan Panas
Selain mengalirkan listrik, logam juga dapat menghantarkan panas dengan cepat dari satu sisi ke sisi lainnya karena electron yang ada di dalam logam akan bertamah cepat energi kinetiknya ketika menerima panas.
Terlihat Mengkilap Ketika Terkena Cahaya atau Setelah Digosok
Semua logam memiliki permukaan yang sifatnya mampu memantulkan cahaya sehingga akan terlihat sangat mengkilap ketika tidak ada partikel lain seperti debu atau kotoran yang menutupinya.
Dalam ilmu logam, jenis-jenis logam dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
  1. Logam berat (besi, nikel, khrom, tembaga, timah hitam, timah putih, timah, dan seng).
  2. Logam ringan (alumunium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, dan barium).
  3. Logam mulia (emas, perak, dan platina).
  4. Logantahan api (wolfram, titanium, sirkonium, dan molibden).
Sedangkan jenis logam berdasarkan bahan dasar yang membentuknya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
  1. Logam besi (ferrous) yaitu suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur karbon dengan besi. Jenis-jenis logam ini antara lain yaitu besi tuang, besi tempa, baja lunak, baja karbon sedang, baja karbon tinggi, serta baja karbon tinggi dan campuran.
  2. Logam bukan besi (non ferrous) yaitu logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe). Jenis-jenis logam ini antara lain yaitu tembaga (Cu), alumunium (Al), timbel (Pb), dan timah (Sn).
Proses pengujian logam adalah proses pemeriksaan bahan-bahan untuk diketahui sifat dan karakteristiknya yang meliputi sifat mekanik, sifat fisik, bentuk struktur, dan komposisi unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Proses pengujian logam dikelompokkan ke dalam tiga kelompok metoda pengujian, yaitu :

  1. Destructive Test (DT), yaitu proses pengujian logam yang bisa menimbulkan kerusakan logam yang di uji. 
  2. Non Destructive Test (NDT), yaitu proses pengujian logam yang tidak bisa menimbulkan kerusakan logam atau benda yang di uji. 
  3.  Metallography, yaitu proses pemeriksaan logam tentang komposisi kimianya, unsur-unsur yang terdapat didalamnya, dan bentuk strukturnya.
 Uji Kekerasan (Hardness Test)
Uji kekerasan ini dilakukan untuk menganalisa tingkat kekerasan pada logam yang digunakan untuk proses industri. Hal ini dikarenakan, nilai kekerasan ketika sebelum proses hingga sesudah proses produksi tidaklah sama. Maka dari itu, nilai kekerasannya harus dianalisa. Dalam pengujian ini menggunakan alat atau instrument yang disebut hardness tester
Uji Kekerasan Logam

Uji Tekan (Compression Test)
Sedangkan uji tekan bertujuan untuk mengukur daya tahan logam ketika diberikan penekanan karena pada saat proses produksi berlangsung logam sering menerima tekanan. Tentunya setiap industri yang menggunakan logam memiliki nilai atau besar daya tekan yang berbeda-beda sesuai standartnya masing-masing. Uji tekan ini menggunakan mesin Universal Testing Machine.